Oleh: Tim Football Academy I.League
JIKA setiap pemain sepak bola ditanya “maukah mendapat hadiah kartu merah?”, hampir dipastikan jawaban yang akan kita dengar adalah “tidak!”. Karena selain harus mengakhiri pertandingan lebih cepat, pemain yang terkena kartu merah juga mendapat larangan bermain untuk beberapa pertandingan berikutnya.
Namun tampaknya hal tersebut tidak berlaku di pekan ke-10 BRI Super League 2025/26 ketika wasit harus mengusir 9 pemain lebih cepat. Jumlah ini merupakan separuh dari total kartu merah (17) yang telah dikeluarkan wasit hingga pekan sebelumnya. Seperti apa saja kejadian di lapangan yang mengakibatkan wasit harus mengeluarkan kartu merah dari sakunya?
Nick Kuipers - PSIM vs Dewa United
Kartu merah pertama pada pekan ke-10 diterima oleh Nick Kuipers, bek tengah Dewa United Banten FC asal Belanda yang baru didatangkan musim ini dari peraih trofi juara musim sebelumnya, Persib Bandung.
Kuipers melakukan protes atas keputusan wasit yang menganggap bola hasil duel antara dirinya dengan Nermin Haljeta (penyerang PSIM) berbuah lemparan ke dalam untuk timnya, bukannya tendangan gawang. Protes yang dia lakukan dianggap wasit berlebihan, sehingga wasit harus memberikan kartu kuning kedua kepada dirinya pada menit ke-52.
Leo Lelis - PSBS vs Persebaya
Kartu merah berikutnya terjadi pada pertandingan berikutnya antara PSBS Biak melawan Persebaya Surabaya. Leo Lelis mendapatkan kartu merah pada menit ke-32 setelah melakukan pelanggaran terhadap pemain PSBS Mohcine Hassan. Pelanggaran ini terjadi sebagai kompensasi atas buruknya aksi bangun serangan yang dilakukan oleh teman-temanya.

Persebaya melakukan build up dimulai dari Dimov yang melakukan dribble. Namun ketika jarak antara dirinya dengan garis pressure lawan dan temannya yang menjadi opsi masih jauh, Dimov memilih untuk memberikan passing ke opsi di tengah. Celakanya, jarak antara lawan kepada temannya justru lebih dekat ketimbang jarak lawan terhadap dirinya. Selain itu dua pemain yang menjadi opsi di tengah tidak berada di posisi yang optimal.
Toni Firmansyah berada di balik celah yang terlalu sempit dengan posisi vertikal terhadap bola. Sedangkan Rivera berada di posisi diagonal dari bola namun jarak antara lawan dengan dirinya terlalu dekat. Jika bola diberikan ke Rivera, maka dirinya harus melakukan sentuhan dengan kaki dekat, sedangkan pada saat yang bersamaan penyerang PSBS sedang bergerak untuk memperkecil ruang Rivera.

Alhasil saat bola diterima oleh Rivera, dirinya mendapat double pressure di area yang berbahaya. Melakukan proteksi bola untuk menemukan opsi terbaik pada situasi ini terlalu berisiko, sehingga pilihan yang dia ambil adalah melakukan passing satu sentuhan ke Leo Lelis. Sayangnya, posisinya yang tidak ideal menyebabkan dirinya tidak mempunyai momentum yang baik untuk melakukan back pass, sehingga bola yang dia berikan ke Leo Lelis terlalu lemah dan tidak mengarah dengan optimal.

Hal ini menjadi trigger bagi Mohcine Hassan untuk melakukan pressure ke arah Leo Lelis. Menghadapi situasi bola 50:50 ini Leo Lelis justru mengambil keputusan untuk menghadapi duel dengan semangat menang atau kalah. Tidak semua duel harus dihadapi dengan semangat menang atau kalah, terdapat juga duel yang perlu dihadapi dengan semangat imbang (tidak menang dan tidak kalah).
Pada kasus ini Lelis perlu berhitung, walaupun lawan bisa mengambil bola tapi tidak bisa melewati dirinya dan harus bergerak menuju ke tiang sudut lapangan. Pada akhirnya, duel yang dia lakukan berakibat pada pelanggaran yang dinilai wasit layak dihadiahi kartu merah.
Mikael Tata - PSBS vs Persebaya
Kartu merah ke-3 pada pekan ke-10 terjadi pada pertandingan yang sama. Mikael Tata yang masuk sebagai pengganti sebagai adaptasi karena timnya bermain dengan sepuluh pemain setelah Leo Lelis dikeluarkan sebelumnya, justru ikut dikeluarkan juga setelah menerima dua kartu kuning pada menit ke-39 dan 45. Praktis dirinya hanya berada di lapangan selama 9 menit.

Kartu kuning kedua yang diterima olehnya berawal dari prinsip inner-line yang tidak dipatuhi saat bertahan. Hal ini menyebabkan lawan dapat mengidentifikasi peluang untuk memberikan bola vertikal berbahaya di koridor sentral. Ketika lawan melakukan passing tersebut, dirinya harus berlari terlebih dahulu menuju ke inner-line yang mengakibatkan dirinya harus bertabrakan dengan arah lari dari lawan.
Sayangnya saat berusaha menghalangi lari yang dilakukan oleh lawan, dirinya melakukan gerakan tambahan menggunakan tangannya untuk melakukan dorongan. Hal ini menyebabkan dirinya mendapat hadiah kartu kuning kedua dari wasit.
Nurhidayat - PSBS vs Persebaya
Masih pada pertandingan yang sama, wasit harus mengeluarkan kartu merah ke-3, menjadikannya sebagai kartu merah ke-4 pada pekan ke-10. Kali ini kartu merah harus diterima oleh Nurhidayat, defender PSBS pada menit ke-79.

Kartu merah ini bermula dari Arjuna Agung yang memilih untuk melakukan passing meskipun tidak ada satupun lawan yang memberikan pressure kepada dirinya. Celakanya, passing yang dia berikan tidak mengarah tepat kepada Nurhidayat. Bola justru bergulir di antara Rivera dan Nurhidayat.

Sama seperti Leo Lelis, alih-alih lebih perhitungan dan menghadapi duel bola 50:50 dengan semangat imbang, Nurhidayat lebih memilih untuk menghadapinya dengan semangat menang atau kalah. Alhasil juluran kaki yang dia lakukan berbuah kartu merah dari wasit.
Novri Setiawan - Persik vs PSM
Kartu merah ke-5 dikeluarkan wasit pada laga Persik Kediri menjamu PSM Makassar. Wasit mengeluarkan kartu merah pada menit ke-24 setelah Novri Setiawan melakukan aksi yang dapat mencederai kepala pemain PSM, Ricky Pratama.

Bermula dari situasi lemparan ke dalam, terdapat beberapa prinsip bertahan yang dilanggar oleh barisan lini pertahanan Persik Kediri:
Pertama, Mukhtorov memilih untuk keluar dari posisinya menuju ke bola padahal terdapat pemain lawan lainnya (Ricky Pratama) yang berada di zona yang dia jaga yang hendak melakukan lari ke ruang di belakangnya. Padahal pada saat bersamaan, terdapat Kiko tepat di sebelahnya yang tidak sedang melakukan marking, sehingga lebih bebas untuk keluar meninggalkan posisinya.
Kedua, terdapat jarak yang tidak seragam, di mana jarak antara Novri dengan Kiko terlalu besar.
Ketiga, ketika Kiko dan Mukhtorov menunjukkan gestur akan keluar untuk melakukan duel, Novri dan Yoga Adiatama tidak segera mempersempit gap di belakangnya. Meskipun pada akhirnya Ricky Pratama bergerak terlalu cepat sehingga dirinya berada di posisi offside.

Ketika bola lepas ke belakang lini pertahanan Persik, hanya Novri yang berlari untuk mengantisipasi. Sayangnya, alih-alih menggunakan tangan dan melakukan body-contact untuk mencegah pergerakan lawannya, Novri justru memasukkan kakinya terlebih dahulu. Adanya gerakan tambahan dari kakinya ke kepala Ricky Pratama menyebabkan dirinya mendapat hadiah kartu merah langsung dari wasit.
Julian Guevara - Arema FC vs Borneo FC
Kartu merah ke-6 keluar pada menit ke-58 saat Arema FC menjamu Borneo FC Samarinda. Wasit memberikannya kepada Julian Guevara yang menghentikan laju penetrasi yang dilakukan oleh pemain Borneo FC, Mariano Peralta, saat bertahan menghadapi serangan balik.

Serangan balik ini terjadi karena terdapat prinsip saat menyerang yang tidak dijalankan dengan baik oleh Betinho, yaitu continuity support. Prinsip ini adalah prinsip spesifik untuk posisi gelandang, di mana dirinya melakukan antisipasi untuk memberikan opsi ketika bola di-passing melompati lini (passing progresi).

Selain memberikan opsi, prinsip ini juga punya hubungan erat untuk menjaga prinsip balance saat menyerang, di mana jarak antar pemain dan kontrol terhadap ruangan tetap terjaga dengan optimal. Untuk bisa menjaga prinsip ini, penting seorang pemain di posisi gelandang untuk selalu dalam kondisi aktif dan terus berpartisipasi dalam permainan setiap bola berpindah penguasaan.
Karena prinsip-prinsip yang tidak dijalankan dengan baik tersebut, lawan bisa menemukan celah untuk keluar dari pressure yang coba dilakukan oleh Arema setelah hilang bola. Mariano Peralta yang menerima bola memiliki cukup ruang untuk melakukan dribble ke arah gawang Arema.

Meskipun demikian, Arema masih memiliki situasi unggul jumlah 4vs1 saat momen serangan balik ini terjadi.

Hanya saja, Julian Guevara tidak menerapkan prinsip bertahan 1v1 dengan baik saat harus menghadapi Mariano Peralta yang melakukan dribble ke arahnya. Saat menghadapi lawan yang melakukan dribble mendatangi dirinya, konsep pertama yang harus diterapkan adalah mengurangi opsi yang dimiliki lawan untuk mengubah arah. Namun, yang dilakukan oleh Julian Guevara adalah berdiri tepat secara vertikal terhadap Mariano Peralta yang mendatanginya.
Konsep kedua yang tidak diterapkan oleh Guevara adalah melindungi ruang belakang. Tepat pada momen ini, Guevara justru berhenti dan memberi peluang kepada Peralta untuk mendorong bola ke ruangan di belakangnya. Celakanya, Guevara justru menghentikan laju Peralta menggunakan tangannya, yang berujung pada hadiah kartu merah yang diberikan oleh wasit kepadanya.
Bayu Setiawan - Arema vs Borneo FC
Pada pertandingan yang sama, wasit juga harus mengeluarkan kartu merah ke-7 pada pekan ke-10. Kali ini kartu merah diberikan kepada Bayu Setiawan, rekan dari Julian Guevara, pada menit ke-74.

Kartu merah bermula dari serangan Arema FC di dekat kotak penalti lawan. Saat Arema hendak melakukan finalisasi via crossing yang dilakukan oleh Valdeci ke dalam kotak penalti, tidak terdapat pemain lainnya yang berada di dekat kotak penalti untuk mengantisipasi second-ball.

Ketika lini belakang Borneo FC berhasil mengantisipasi umpan crossing yang dilakukan oleh Valdeci, mereka dengan mudah dapat menguasai second-ball. Pada momen ini, Betinho justru memilih untuk datang saat Kei Hirose telah menghadap ke depan dan siap untuk memulai serangan. Kei Hirose dengan mudah melepaskan bola ke Juan Villa yang berlari ke ruangan yang ditinggalkan oleh Bayu Setiawan.

Menghadapi situasi ini, Valdeci dan Bayu Setiawan dengan tepat melakukan usaha optimal untuk berlari kembali ke depan bola. Hal ini memaksa Juan Villa untuk melakukan back pass. Hanya saja lari yang dilakukan oleh Bayu Setiawan tidak mempertimbangkan ruangan yang perlu ditutup, dirinya berlari ke arah yang sama dengan Valdeci untuk mengejar bola.
Ketika Peralta menerima backpass dari Juan Villa, terdapat ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk membawa bola ke area yang lebih berbahaya. Berada pada situasi seperti ini di mana terdapat unbalance pada blok pertahanan tim, cukup normal jika pemain melakukan pelanggaran ringan untuk menghentikan laju serangan lawan dan memberi waktu kepada teman-temannya untuk kembali melakukan reorganisasi.
Hanya saja pada momen ini, Bayu Setiawan justru memilih untuk memenangkan duel 50:50 dan menjulurkan kaki terlebih dahulu. Alhasil dirinya justru melakukan pelanggaran berbahaya yang membuatnya harus keluar dari lapangan lebih awal.
Rosad Setiawan - Malut United vs Semen Padang
Kartu merah ke-8 pada pekan ke-10 dihadiahkan wasit kepada Rosad Setiawan pada menit ke-41 saat Semen Padang FC bertandang ke kandang Malut United FC.

Kartu merah ini bermula dari situasi second-ball yang berhasil dimenangi oleh Semen Padang. Hanya saja, sesaat sebelum memenangi second-ball tersebut, terdapat situasi di mana jarak antara lini belakang dan lini depan Semen Padang terpisah sangat jauh. Hanya Rosad Setiawan yang menjadi penghubung di antara kedua lini tersebut.

Ketika dirinya berhasil memenangi second-ball, tidak banyak opsi yang dia miliki. Melakukan back pass akan menempatkan timnya dalam pressure lawan yang berbahaya, sedangkan satu-satunya opsi ke depan sedang mendapat marking dari lawan.
Pada momen ini penting seorang pemain mampu mengenali situasi ini dengan cepat dan memilih antara memberi bola ke temannya yang sedang mendapat marking lalu segera memberikan emergency support, atau melindungi bola terlebih dahulu untuk memberikan waktu kepada teman-temannya bergerak ke posisi yang optimal dan memberinya opsi untuk keluar dari pressure.

Hanya saja Rosad justru memilih untuk melakukan dribble dengan mendorong bola ke celah di antara dua pemain lawan. Prinsip dasar dalam melakukan dribble adalah, tidak melakukannya ke celah di antara dua pemain, tapi justru mendatangi salah satu lawan untuk menariknya keluar dan melepaskan ruang yang dia kontrol. Dengan melakukan dribble secara langsung ke celah yang masih dalam kontrol lawan, lawan juga dapat mengantisipasi hal tersebut.
Selain itu, dribble yang dia lakukan juga tidak diawali dengan body feint untuk memanipulasi lawan, sehingga lawan dapat dengan mudah menebak apa yang ingin dilakukan oleh Rosad.
Celakanya, sentuhan yang dilakukan oleh Rosad terlalu jauh sehingga bola lepas dari kendalinya. Alih-alih bersabar untuk menutup ruang yang bisa dimanfaatkan lawan untuk melakukan progresi, dirinya justru ingin langsung menebus kesalahan dengan menjulurkan kakinya dengan harapan dapat merebut bola sesegera mungkin.
Hal ini justru menyebabkan dirinya melakukan pelanggaran dengan menginjak engkel lawan. Alhasil ia harus keluar terlebih dahulu bahkan sebelum satu babak selesai.
Luciano Guaycochea - Persib vs Persis
Kartu merah terakhir atau ke-9 pada pekan ke-10 dihadiahkan wasit kepada rekrutan baru Persib Bandung musim ini, Luciano Guaycochea, pada menit ke-28 saat Persib Bandung sedang menjamu Persis Solo.

Kartu merah bermula saat Persib melakukan pressing terhadap build up yang dilakukan tim tamu. Pada momen ini terlihat terdapat jarak yang cukup besar antara lini tengah dan lini depan Persib Bandung. Sementara itu Uilliam Baros yang berusaha datang ke bola tampaknya tidak menghitung jika celah antara dirinya dengan Guaycochea sudah ditutup dengan baik atau tidak. Alhasil Persis Solo dapat melakukan progresi ke area sentral.

Guaycochea yang harus berduel di ruangan yang cukup besar tidak mampu memenangi bola dan harus terjatuh setelah terjadi body-contact dengan pemain lawan. Saat terjatuh ia tampak tidak mampu mengontrol emosinya dan melakukan tindakan offensive dengan melakukan tendangan kepada pemain lawan. Hal ini menyebabkan ia harus mendapat kartu merah dari wasit.
Prinsip Permainan
Delapan dari sembilan kartu merah yang terjadi pada pekan ke-10 diawali dengan prinsip permainan yang tidak diterapkan dengan baik, entah itu prinsip permainan dasar ataupun prinsip spesifik per posisi. Kelalaian terhadap prinsip permainan ini memiliki kaitan yang sangat erat terhadap aksi-aksi yang dilakukan pemain yang kemudian berbuah kartu merah.
Penguasaan prinsip-prinsip permainan yang lebih baik akan membantu para pemain dalam mengambil keputusan terhadap aksi apa yang perlu dilakukan. Jika para pemain mampu melakukan lebih banyak aksi yang lebih benar secara prinsip, maka kualitas pertandingan akan menjadi lebih baik. Tentu saja dengan kualitas pertandingan yang lebih baik, maka kualitas kompetisi juga ikut menjadi lebih baik.
Berikut ini adalah tabel ringkasan jenis-jenis aksi yang menyebabkan wasit mengeluarkan kartu merah, serta prinsip-prinsip permainan yang mengawalinya yang tidak dijalankan dengan baik.
